
Begitulah pengalaman saya beberapa waktu lalu. Saya tak ingin semut berlama-lama ngendon di teling. Saya korek-korek kuping ini, tak berhasil. Saya gunakan stik kapas (cotton buds –Red), tak sukses juga. Sayacoba pakai uap air, tak keluar juga semut itu, lantas saya biarkan saja. Toh dia pasti dia tak akan betah tinggal lama-lama di ruang yang baunya menyengat itu. Namun, lama kutunggu semut itu tak kunjung keluar.
Akhirnya, saya mencoba mendekatkan gula pasir yang beraroma khas dan sudah dikenalnya itu ke telinga saya. Beberapa saat kemudian, semut itu pun keluar, “Ah, lega rasanya, Plong, tenang, senyap, nyaman rasanya.
Mungkin ada di antara anda yang mengalami kasusu serupa, cara di atas bisa dicoba. Syaratnya, semut itu tak boleh mati, karena kalau mati tak dapat berjalan sendiri. Seperti kasus kemasukan benda lain di dalam telinga, semut mati pun bisa menimbulakan infeksi yan dapat mengancam jiwa anda. Jadi, enyahkan dia sebelum “menginfeksi” teling anda
Diambil dari Majalah Intisari